Mengenang M Iqbal Assegaf


Tauladan Besar seorang besar M Iqbal Assegaf bagi semua pergerakan, khususnya PMII. Dia dilahirkan dalam kesederhanaan dan jiwa pemimpin yang tinggi. Tauladan bagi adek-adeknya.

Dalam edisi ini Kami sengaja memberikan ringkasan perjalanan M Iqbal Assegaf. Semoga kehadiran M Iqbal Assegaf waktu lampau mampu memberikan tauladan dan semangat pergerakan mahasiswa yang amanah dan konsisten..


Lahir di Labuha Maluku pada 12 Oktober 1958, Riwayat Pendidikan: SD Islamiyah I Ternate (1971), Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairat (1972), SMP Negeri Ternate (1974), SMA Negeri Ternate (1977), Fakultas Kedokteran Hewan IPB (1983), Institut Of Management IEU Jakarta (1993). Pengalaman Organisasi: Ketua Umum OSIS SMP Negeri Ternate (1972-1973), Ketua Umum OSIS SMP Negeri Ternate (1976-1977), Ketua Badan Kerohanian Islam Keluarga Mahasiswa IPB Bogor (1979-1981), Sekjen Badan Perwakilan Mahasiswa Fak. Kedokteran Hewan IPB Bogor (1982-1984), Sekjen Majlis Permusyawaratan Mahasiswa IPB Bogor (1982-1984), Ketua Umum PMII Cabang Bogor (1981-1983), Ketua Umum PB PMII periode 1988-1991, hasil Kongres IX PMII di Asrama Haji Surabaya Jawa Timur, dia menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PB PMII setelah berhasil menang dengan suara mutlak dari saingannya Syaifullah Maksum.

Setelah melepas jabatan sebagai Ketua Umum PB PMII, ia langsung menjadi Ketua Dewan Pembina PB PMII pada periode berikutnya, 1991-1994. Ini baru pertama kali terjadi dalam organisasi PMII. Wakil Ketua Majlis Pemuda Indonesia (1987-1990), Anggota Pengurus Group Diskusi Nasional (GDN) Kosgoro (1992-1994), Anggota Pokja Hankam DPP Golkar (1988-193). Ia adalah tokoh PMII yang pernah menawarkan sesuatu yang dianggap baru dalam lingkungan dunia kepemudaan di Indonesia melalui proses “debat langsung” para kandidat Ketua Umum DPP KNPI tahun 1993.

Meski akhirnya ia dikhianati oleh kadernya sendiri, Ketua Umum PB PMII saat itu (Ali Masykur Musa) dengan tidak mendukungnya dan meninggalkan di tengah perjalanan, bahkan Ali Masykur berpaling mendukung calon dari Kosgoro, Maulana Isman, padahal beberapa hari sebelumnya PB PMII secara resmi mengumumkan secara terbuka kepada pers, bahwa PMII mencalonkan Iqbal Assegaf sebagai calon Ketua Umum DPP KNPI, tetapi sebagai kader PMII yang memiliki prinsip dan keyakinan tinggi, Iqbal jalan terus memperjuangkan nilai dan keyakinannya itu.

Iqbal adalah Ketua Umum PB PMII yang relatif dianggap paling sukses memimpin dan membesarkan PMII, setelah Mahbub dan Zamroni. Ia pernah bersikap sangat tegas menolak gagasan dan saran sebagian tokoh dan kiai-kiai NU yang menginginkan agar PMII kembali “Dependen dengan NU”. Sikap tegas itu ia tunjukkan dengan mengeluarkan keputusan “Penegasan Cibogo”. Sehubungan dengan itu, ia pernah megeluarkan statemen “PMII dengan rendah hati siap menerima pendapat, gagasan, dan saran, bahkan kritik dari siapapun, tetapi keputusan tetap berada di tangan PMII”. Itulah cermin dari sikap seorang pemimpin yang independen.

Direktur Utama PT Shahanaz Swamandiri, ketua Tim Asistensi Departemen Pemenangan Pemilu DPP Golkar dan wakil ketua POKJA Depnaker-Rabithatul Ma’ahid Islamiah (RMI), Ketua Umum PP GP ANSOR, menggantikan Slamet Effendy Yusuf. Ia terpilih sebagai Ketua Umum pada Kongres GP ANSOR setelah bersaing ketat dengan Khoirul Anam (Ketua GP ANSOR Jawa Timur) yang konon mendapat restu dan dukungan dari Gus Dur (Ketua umum PB NU) Ia berhasil menembus peraturan yang mensyaratkan seorang calon ketua harus pernah menjadi pengurus GP ANSOR setidaknya satu periode kepengurusan. Ia berhasil meyakinkan peserta kongres untuk mengesampingkan peraturan tersebut, bahkan ia sukses menafikan pengaruh Gus Dur di Arena Kongres tersebut. Drh. Muhammad Iqbal Assegaf, meninggal pada hari… tanggal… 1999, kerena kecelakaan Mobil di Jalan Tol…. Menuju kearah Tangjung Priok. Meninggalkan seorang isteri dan 3 orang anak.

Sumber: Fauzan Alfas' Script

Posted by: PMII Cabang Kabupaten Bogor

Read More......

Kontak


Dalam halaman ini PMII Cabang Kabupaten Bogor publish kontak. Anda bisa menghubungi kami melalui blog ini. Anda cukup mengisi komentar dan pada widget Pesan Singkat. Di samping itu Anda bisa menghubungi kami via phone dan email.


Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Cabang Kabupaten Bogor
Jawa Barat
Phone Number: +628568195462
Email : pmiibogor@yahoo.com
Facebook: pmiibogor@yahoo.com
Gabung dengan Twitter: Twitter
Posted by: PMII Cabang Kabupaten Bogor

Read More......

Kepengurusan


Kami hadir untuk memberikan kemaslahatan bagi ummat manusia, secara umum bagi bangsa Indonesia, dan khususnya untuk Kabupaten Bogor tempat kami berjuang.


Di halaman ini, perkenalkan kami, jajaran Pengurus PMII Cabang Kabupaten Bogor. Semoga perkenalan kami bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Amien



Posted by: PMII Cabang Kabupaten Bogor

Read More......

Profile PMII


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).


Sejarah

Latar belakang pembentukan PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:

1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3. Pisahnya NU dari Masyumi.
4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.

Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Organisasi-organisasi pendahulu

Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa'il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.

Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma'il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.

Konferensi Besar IPNU

Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:

1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
2. M. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Makmun Syukri (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. Ismail Makki (Yogyakarta)
7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9. Laily Mansyur (Surakarta)
10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
12. M. Kholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Hussein (Makassar)

Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.

Deklarasi

Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf "P" merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.

Independensi PMII

Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.

Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.

Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.

Makna Filosofis

Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.

Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).

Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.

Posted by: PMII Cabang Kabupaten Bogor

Read More......

Selamat Datang


Tidak kenal maka tidak sayang. Tidak sayang maka tidak cinta pula. Tidak cinta maka tidak ada kepedulian. Hadir kami untuk Anda semua. Masyarakat, rakyat, Bangsa, Negara Indonesia. Hadir kami untuk kemajuan Indonesia. Hadir kami untuk pengabdian. Pengabdia mahasiswa untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia.

Perkenalkan, Kami bukanlah salah satunya. Kami adalah satu instrumen dari berbagai instrumen dan elemen golongan muda mahasiswa yang meneriakkan 'Sebuah Perubahan yang lebih Baik' bagi Indonesia. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hadir untuk mewarnai kebangkitan bangsa ini.

PMII hadir untuk mewujudkan Indonesia lebih baik. Dia lahir pada tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).

Dan kami, PMII Cabang Kabupaten Bogor hadir untuk memberikan konstribusi demi kemajuan Kabupaten Bogor secara luas. Kehadiran kami sebagai Mahasiswa yang mengabdikan diri untuk kemajuan Bogor. Semoga semangat kami untuk Bogor bisa terwujud dan diridloi oleh Allah SWT.
Posted by: PMII Cabang Kabupaten Bogor

Read More......
 

Pengikut

About Me

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
PMII Cab. Kabupaten Bogor adalah sebuah gerakan mahasiswa Kabupaten Bogor. Anda semua bisa menghubungi kami via telp: +628568195462 dan email serta facebook di: pmiibogor@yahoo.com